Mojokerto. Mini
Lokakarya Lintas Sektor yang diselenggarakan UPT Puskesmas Trowulan
Dinkes Kabupaten Mojokerto berlangsung di Balai Desa Trowulan Jalan Pendopo Agung Nomor 99 Kecamatan Trowulan
Kabupaten Mojokerto, Kamis (08/02/2018) dihadiri Bati Tuud Koramil 0815/02
Trowulan Pelda Muntholib, mewakili Danramil, unsur Forpimka dan instansi lintas
sektor.
Mini Lokakarya Lintas Sektor ini dilangsungkan dalam rangka
mensosialisasikan Outbreak Responze Immunization (ORI) Difteri Tahun 2018,
dihadiri sekitar 40 orang, antara lain Kapolsek Trowulan diwakili Kanit Sabhara
Iptu Suwandoyo, Kepala UPT Puskesmas Trowulan dr. HM Mustaqim, Kepala UPT
Diknas Kecamatan Trowulan Suhartono, S.Pd.,
Koordinator Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) Kecamatan Trowulan Syaiful,
Para Kades, Ketua PKK dan Bidan Desa se-Wilayah Kerja UPT Puskesmas Trowulan,
masing-masing 9 orang.
Kepala
UPT Puskesmas Trowulan dr. HM. Mustaqim menyampaikan Outbreak Responze Immunization (ORI) dalam rangka Kejadian
Luar Biasa (KLB) Difteri di wilayah Kabupaten Mojokerto sudah dicanangkan oleh
Bupati Mojokerto H. Mustofa Kamal Pasa, SE di Pendopo Graha Maja Tama Pemkab
Mojokerto pada Rabu (07/02/2018) kemarin. ORI Difteri ini akan
ditindaklanjuti di seluruh UPT Puskesmas termasuk Puskesmas Trowulan yang
wilayah kerjanya meliputi 9 desa yakni Desa Trowulan, Bejijong, Sentonorejo,
Pakis, Temon, Jatipasar, Beloh, Domas dan Desa Jambuwok.
Penyebab difteri,
lanjutnya, yaitu bakteri Corynebacterium diphtheriae. Difteri
ini umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan serta
mempengaruhi kulit, penyakit ini sangat menular dan serius yang berpotensi
mengancam jiwa. Penyakit ini akan menyerang siapa saja yang tidak memiliki
kekebalan tubuh, kendati demikian, penyakit difteri ini dapat dicegah dengan
imunisasi difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus (DPT), terangnya.
Gejala Difteri, diantaranya terbentuknya lapisan tipis berwarna
abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel, Demam dan menggigil, Sakit
tenggorokan dan suara serak, Sulit bernapas atau napas yang cepat, Pembengkakan
kelenjar limfe pada leher, Lemas dan lelah, Pilek awalnya cair, tapi
lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang bercampur darah.
Penyebaran bakteri ini dapat terjadi dengan mudah, terutama bagi
orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri. Penularannya melalui udara seperti
terhirupnya percikan ludah penderita di udara saat penderita bersin atau batuk.
Pengobatan difteri dapat dilakukan dengan 2 jenis obat, yaitu antibiotik dan
antitoksin yang dikonsumsi selama 2 minggu, tutupnya.
Sebelumnya, Selasa (06/02) kegiatan sosialisasi ORI Difteri juga
dilaksanakan di UPT Puskesmas Tawangsari oleh Kepala UPT Puskesmas Tawangsari
dr. Wulyansari, dan dihadiri sekitar 50 orang, antara lain Forpimka, Ketua PKK,
Bidan dan Kader PPKB se-Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Tawangsari. Bahkan pada acara tersebut diserahkan penghargaan bagi
Kader Kesehatan UPT Puskesmas Tawangsari untuk Desa Tawangsari, Desa Panggih
dan Desa Bicak. (Pendim-0815)
0 komentar:
Posting Komentar