MOJOKERTO. Tanaman
Padi Sistem Singgang atau Salibu di areal persawahan Poktan Tani Maju, Dusun
Sukosewu, Desa Gempolkrep Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto, dipanen perdana
Pejabat Puslitbangtan Balitbang Pertanian Kementan RI dan BPTP Jatim, Sabtu
(31/03/2018).
Pejabat Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
(Puslitbangtan) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian
Kementan RI Dr. Agus Wahyana Anggara,
S.Si., M.Si dan Ir. I Putu Wardana, M.Sc, bersama Peneliti Tanaman
Pangan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Propinsi Jatim Ir.
Rohmad Budiono, M.Sc, turun langsung dalam panen perdana tersebut didampingi
Danramil 0815/05 Gedeg Kapten Inf Kambali mewakili Dandim 0815 Letkol Kav
Hermawan Weharima, SH.
Sebelum panen perdana, terlebih dahulu dilakukan pengubinan padi
varietas Inpari 32 pada kotak ubinan seluas 2,5 x 2,5 meter dan didapat berat
ubinan 5,6 Kg. Berarti produktivitas dalam satu hektar mencapai 8.960 Kg atau
8,96 ton, setelah dikurangi pematang 15 % menjadi 7.616 Kg atau 7,616 ton.
Sementara harga gabah kering panen (GKP) Rp 4.000,- dan harga gabah kering
panen (GKP) Rp 5.000,. Usai pengubinan dilanjutkan panen.
Hadir dalam kegiatan tersebut sekitar 60 orang, antara lain
Pasiter Kodim 0815 Kapten Arh Supriyono, Koordinator PPL Kecamatan Gedeg H.
Ahmad Burhan mewakili Kadisperta Kabupaten Mojokerto, Forpimka Gedeg, Kades
Gempolkrep H.Jani, Babinsa Serka Wanto, Bhabinkamtibmas, anggota Koramil
05/Gedeg, Perangkat Desa Gempolkrep, Ketua Poktan Tani Maju Tarbin beserta anggota.
Pada kesempatan tersebut, Peneliti Tanaman Pangan dari BPTP
Propinsi Jatim, Ir. Rohmad Budiono, M.Sc, menyampaikan, bahwa uji coba
pemberdayaan teknologi sistim singgang dinyatakan cukup berhasil walaupun belum
optimal, untuk itu ke depan harus dimaksimalkan sehingga hasilnya mampu
mengimbangi panen padi dengan sistim tanam.
Masih lanjutnya, cara perawatannya masih banyak yang kurang
diperhatikan, yaitu galengan/pematangnya tidak dipelihara dan masih
banyak yang bocor sehingga airnya tidak bisa bertahan.
Dijelaskan pula, bahwa keuntungan menerapkan teknologi sistim
Singgang, diantaranya tidak perlu pengolahan lahan dan tidak harus membajak,
tidak ada pembenihan dan tidak menanam, menghemat biaya 30 %, dan waktu panen
lebih cepat 20 hari dari tanam padi regular. Sistim Singgang atau Salibu ini
dapat diterapkan pada semua jenis padi, tandasnya.
Sebelum menutup sambutannya, Ir. Rohmad Budiono, M.Sc, mengajak,
budidaya sistim singgang supaya dikembangkan dan disosialisasikan ke wilayah
lainnya.
Sementara menurut keterangan Danramil 0815/05 Gedeg Kapten Inf
Kambali, uji coba teknologi sistim Singgang atau yang dikenal dengan budidaya
Salibu, dilakukan di lahan seluas 17 hektar dan dikelola oleh Poktan
Tani Maju yang diketuai Sdr. Tarbin.
Di lokasi uji coba ini, sebelumnya, yakni pada
Minggu (18/03/2018) dua pekan lalu, juga pernah dikunjungi Tanaman Pangan dari
BPTP Propinsi Jatim, Ir. Rohmad Budiono, M.Sc, untuk memantau perkembangan
kemajuan sistem Singgang. Saat itu dari Kades Gempolkrep, Babinsa
dan Ka Poktan Tani Maju turut serta mendampingi, terang Danramil.
0 komentar:
Posting Komentar