Mojokerto. Perwira Penghubung Kodim 0815 Mojokerto, Mayor Arm Imam Duhri,
menjadi pemateri pada kegiatan Pembinaan Peta Jarak Jaring Teritorial Semester
I TA. 2018, yang berlangsung di Ruang Pertemuan Kodim 0815 Jalan Majapahit
Nomor 1 Kota Mojokerto, Kamis (19/04/2018).
Dalam materi
berjudul Ke-Bhinneka-an Nasional, Pabung memaparkan tentang sejarah Indonesia
yang dimulai dari Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda sampai dengan Proklamasi
Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Masih Papar Pabung, semangat Ke-Bhineka Tunggal Ika-an, di era perjuangan dimunculkan pada Sumpah Pemuda sebagai tonggak sejarah perjuangan nasional, di mana para pemuda dari berbagai suku bangsa dari nusantara bertekad untuk mempersatukan diri dalam bentuk pengakuan akan tumpah darah/tanah air, bangsa dan bahasa yang satu yakni “INDONESIA” yang dikenal dengan “Sumpah Pemuda”.
Dijelaskan
pabung, setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, Negara kita memiliki Konstitusi
Negara yang dikenal dengan UUD 1945, Dasar Negara Pancasila sebagai
pandangan hidup Bangsa Indonesia (way of life). Kemudian dalam
perjalanan sejarahnya kita mengenal Wawasan Nusantara yaitu cara pandang dan
sikap Bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan geografinya yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
“Wawasan
Nusantara ini, dalam pelaksanaannya mengutamakan kesatuan wilayah dan
menghargai ke-bhinneka-an untuk mencapai tujuan nasional”,
jelasnya.
Berkaitan dengan
Ke-Bhinneka-an Nasional, yang terdiri dari mata pencaharian, ras, suku bangsa,
budaya, agama, dan lain-lain, di samping sebagai sumber kekayaan nasional juga
merupakan potensi ancaman. Untuk itu, diperlukan persatuan dalam keberagaman yang harus dipahami oleh setiap warga masyarakat/bangsa agar
dapat mewujudkan kehidupan yang serasi, selaras dan
seimbang, pergaulan antar sesama yang lebih akrab, agar perbedaan yang ada tidak menjadi sumber
masalah sehingga pembangunan berjalan lancar dan
berkesinambungan.
Kondisi saat ini,
nilai-nilai ke-bhinnekaan sudah melemah, indikatornya diantaranya berkurangnya
respon terhadap lagu kebangsaan, minimnya pendidikan kewarganegaraan, adanya
kasus SARA, dann timbulnya gejala-gejala intoleransi seperti, tawuran antar
pelajar antar sekolah, tawuran warga antar kampung, dan lain-lain.
Hal ini tidak
bisa dibiarkan berlarut dan berkepanjangan serta diperlukan solusi untuk
mengatasinya. Ada beberapa solusi untuk mengatasi kondisi tersebut, yaitu pertama, melaluiperlunya literasi media khususnya
bagaimana menggunakan media sosial secara bijaksana, kedua, saat ini pentingnya mengembalikan
pendidikan moral baik informal/formal, karena keberagamaan,
toleransi dan saling menghormati dapat tumbuh diawali dari pendidikan terbawah
informal yaitu dari keluarga.
Dan tak kalah
pentingnya, ketiga, mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) harus ikut memikirkan kondisi nasional, jika tidak maka bersiaplah
menjadi mahasiswa korban industrial pendidikan yang tidak mampu
mengimplementasikan dharma pendidikan.
Di akhir
materinya, Pabung mengajak untuk menjalin kerukunan, wujudkan perdamaian abadi,
ciptakan persatuan dan kesatuan demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh
warga masyarakat dan komponen bangsa, dengan demikian Ke-Bhinnekaan Nasional,
memiliki manfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Turut hadir dalam
kegiatan tersebut, Kasdim 0815 Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, S.Sos, pasiterdim
0815 Kapten Arh Supriyono, Para Mitra Karib yang keseluruhan sejumlah 125
orang. *Pendim-0815*
0 komentar:
Posting Komentar