Mojokerto,
- Kolonel Czi Wayan Aditya selaku Ketua
Tim Serapan Gabah Petani (Sergap) Markas Besar TNI AD (Mabesad) meninjau
wilayah Kodim 0815 Mojokerto. Kehadiran Tim Sergap disambut Pasiter Kodim 0815
Kapten Arh Supriyono di Makodim 0815 Jalan Majapahit Nomor 1 Kota Mojokerto,
Jawa Timur, Selasa (06/11/2018).
Pada
kesempatan tersebut, Tim Sergap Mabesad melaksanakan rapat koordinasi dan tatap
muka di Ruang Data Makodim 0815, yang dihadiri Ka Bulog Sub Divre IV Surabaya
Selatan, Slamet Kurniawan, Kadistan Kabupaten Mojokerto yang diwakili Kabid
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Wastuti Mutyati, SP., M.Agr, dan Kepala
Jabatan Fungsional Musuhadak, SP., M.Si, Pasi Binwanwil Ster Korem 082/CPYJ
Mayor Arh Putu Ardana, Para Bati Tuud Koramil Jaran Kodim 0815, serta
perwakilan Gapoktan/Poktan.
Pada saat
Rakor, Tim Sergap Mabesad menerima paparan kegiatan Sergap di wilayah Mojokerto
yang disampaikan Pasiterdim 0815 Kapten Arh Supriyono, diantaranya terkait
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Sergap, yaitu masa panen antar wilayah
yang tidak bersamaan, mengakibatkan serapan gabah/beras saat panen raya tidak
maksimal, Keterbatasan lantai jemur dan mesin penggilingan yang dimiliki Bulog
sehingga gabah kering panen (GKP) petani tidak seluruhnya dibeli, kemarau yang
berkepanjangan sehingga pasokan air berkurang dan mengakibatkan hasil panen
kurang maksimal dan sebagian petani beralih varietas tanam dari tanaman padi ke
varietas lain seperti jagung, kedelai dan kacang hijau.
Sementara
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Distan Kabupaten Mojokerto, Wastuti
Mutyati, SP., M.Agr, yang memberikan gambaran tentang spesifikasi tekhnis sawah
di wilayah Kabupaten Mojokerto yaitu, sawah irigasi tekhnis, irigasi setengah
tekhnis dan sawah tadah hujan.
Disampaikan pula capaian luas tambah tanam (LTT) di awal Nopember yang baru mencapai 40 hektar setiap harinya
karena terkendala musim kemarau sehingga lahan-lahan kering belum bisa tanam.
Untuk
permasalahan Sergap periode Oktober – Nopember, diantaranya panen padi yang
tidak merata dan serempak di beberapa kecamatan yang menyebabkan harga gabah di
tingkat petani lebih tinggi di atas harga Bulog terlebih saat ini Bulog hanya
bisa menerima hasil panen dalam bentuk beras. “Untuk mengatasi ini, diperlukan
pendampingan secara berkelanjutan untuk merubah mindset petani secara bertahap
sehingga ke depan para petani dapat menjual hasil panen ke Bulog dalam bentuk
beras,” ungkapnya.
Pada
kesempatan Rakor dan tatap muka yang dilanjutkan tanya jawab dengan perwakilan
Poktan/Gapoktan, Kolonel Czi I Wayan Aditya menegaskan, kegiatan Sergap di
wilayah Mojokerto ini dilaksanakan guna mengetahui pelaksanaan Sergap serta
kendala yang dihadapi di lapangan, sebagai bahan masukan sekaligus evaluasi
program upaya khusus (Upsus) ketahanan pangan dalam mendukung dan mensukseskan
swasembada pangan, sehingga dapat dimaksimalkan di masa mendatang.
“Tentunya,
kita akan fasilitasi terkait permasalahan pertanian yang ada di wilayah
Mojokerto sesuai hasil tanya jawab dengan perwakilan Poktan/Gapoktan, di
antaranya terkait irigasi, pupuk, Alsintan dan pembelian gabah oleh Bulog,”
tandasnya.
Selanjutnya
Tim Sergap Mabesad, Kolonel Czi I Wayan Aditya dengan didampingi Pasi Binwanwil
Ster Korem 082/CPYJ Mayor Arh Putu Ardana Pasiterdim 0815 Kapten Arh Supriyono,
Pejabat Distan dan Bulog menuju Gudang Bulog di Kelurahan Gunung Gedangan
Kecamatan Magersari Kota Mojokerto.
Tidak cukup
sampai di situ, Tim Sergap juga melaksanakan peninjauan lokasi penggilingan
padi UD Sumber Rejeki milik H. Suwadi di Dusun Sadar Desa Sadar Tengah
Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, dan diterima Ketua BPP Mojoanyar,
Supramonorini, SP, Danposramil Mojoanyar yang diwakili Sertu Suratin.
Saat mengecek
langsung ketersediaan beras di UD Sumber Rejeki, Tim Sergap Mabesad Kolonel Czi
I Wayan Aditya, berdialog dengan H. Suwadi seputar proses pembelian padi sampai
dengan penggilingan hingga distribusi beras.
Disampaikan H.
Suwadi, untuk hasil panen bulan ini per tanggal 6 Nopember 2018, harga panen
ditingkat petani atau produsen rata rata
berkisar Rp 4.500,- hingga Rp 5.000,- per kilogram untuk gabah kering
panen (GKP) dan Rp 5.600,- hingga Rp
6.000,- per kilogram untuk gabah kering
giling (GKG). Sementara untuk harga beras medium baik di penggilingan maupun
ditingkat petani yang mempunyai RMU
(Rice Milling Unit) sekitar Rp
8.500,- hingga Rp 9.000,- per kilogram.
Usai kegiatan,
Dandim 0815 melalui Pasiterdim 0815 Kapten Arh Supriyono, menuturkan peninjauan
Tim Sergap Mabesad di wilayah Mojokerto bertujuan untuk mengoptimalkan
pencapaian target serapan gabah petani.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat diketahui kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan Sergap, sehingga akan dicarikan solusi dalam penanganannya”,
ungkapnya.*Pendim-0815*
0 komentar:
Posting Komentar