Mojokerto, - Perwira Penghubung (Pabung) Kodim 0815 Mojokerto Mayor Arm Imam Duhri
mewakili Dandim 0815 mengikuti Rapat Koordinasi Pembinaan Wilayah (Rakorbinwil)
Kabupaten Mojokerto yang berlangsung di Ballroom Damarwulan Hotel Raden Wijaya,
JaIan Raden Wijaya Nomor 42 Kota
Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (28/11/2018) malam.
Rakorbinwil
dalam rangka Menciptakan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan Serta
Mengantisipasi Potensi Bencana Alam, diselenggarakan Bakesbangpol Kabupaten
Mojokerto dihadiri unsur Forkopimda Kabupaten Mojokerto, yakni Wakil Bupati
Mojokerto H. Pungkasiadi, SH, Kapolres Mojokerto diwakili Kasubag Binops,
Kapolres Mojokerto Kota diwakili Kasub Padalops.
Selain
unsur Forkopimda atau yang mewakili, hadir dalam acara tersebut Para Ka OPD
Kabupaten Mojokerto antara lain Kabakesbangpol Eddy Taufiq, S.STP, Kasatpol PP
Suharsono, S.Sos., M.Si, Para Camat, Kapolsek dan Danramil serta undangan
sedikitnya 70 orang.
Acara
diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, kemudian pembukaan
Rakor oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekdakab Mojokerto H. Agus M Anas ES,
SH., MM.
Pada
kesempatan tersebut, Wakil Bupati Mojokerto H. Pungkasiadi, SH., dalam
sambutannya diantaranya mengajak semua pihak baik unsur Pemerintah, Forpimka
maupun elemen masyarakat untuk berperanserta dalam mengantisipasi terjadinya
bencana banjir, melalui hal-hal kecil seperti membersihkan lingkungan, saluran
air dan lain-lain.
Wabup
juga mengajak untuk bersama-sama memetakan kawasan rawan bencana, seperti Desa
Kunjorowesi yang sering dilanda kekurangan bahkan kekeringan saat kemarau,
bencana longsor di wilayah Pacet, puting beliung di wilayah Jetis dan banjir di
wilayah Mojoanyar.
Sementara
Pabung Kodim 0815 Mojokerto Mayor Arm Imam Duhri, menyampaikan, seperti kita
ketahui bersama, bencana merupakan suatu peristiwa yang disebabkan faktor alam,
non alam dan manusia. Yang disebabkan faktor alam yaitu gunung meletus, banjir,
kekeringan dan tanah longsor. Kemudian faktor non alam yaitu akibat kegagalan
teknologi dan yang disebabkan faktor manusia yaitu tidak disiplinnya manusia.
Masih
lanjut Pabung, kondisi geografis wilayah Mojokerto sangat rawan dalam bencana
alam baik longsor, banjir, puting beliung maupun kekeringan, di wilayah
Mojokerto juga terdapat gunung yang aktif.
Ada tiga
cara atau langkah untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari bencana alam
yaitu pertama mengenali daerah rawan bencana dan pemetaan wilayah yang
berpotensi bencana; kedua mitigasi bencana baik struktural maupun non
struktural; dan ketiga siap mengantisipasi bencana dengan skenario kasus
terburuk.
Disampaikan
pula oleh Pabung, mitigasi struktural dilakukan dengan membuat atau memperkuat
sarana untuk mengurangi dampak bencana, baik secara alami maupun rekayasa
teknis, misalkan untuk mencegah bencana banjir bisa dilakukan dengan pembuatan
tanggul, membuat sumur resapan dan menanam pohon di tebing-tebing sungai. Untuk
mitigasi longsor melalui penghijauan kawasan perbukitan, membuat tanggul
penahan longsor dan lain-lain.
“Sementara
mitigasi lainnya (non struktural) melalui peningkatan kesadaran masyarakat
dalam menghadapi bencana. Sebagai tambahan, tentunya kita bersama terus berdo’a
agar Mojokerto dijauhkan dari bencana,”demikian pungkas Pabung.
0 komentar:
Posting Komentar