Mojokerto,
- Danramil 0815/03 Sooko Kapten Inf Hari Subiyanto dengan didampingi Babinsa
Pelda Mokhammad Subekan memantau langsung terjadinya banjir akibat luapan
Sungai/Avoor Watudakon di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto,
Rabu (01/05/2019).
Banjir yang
terjadi akibat hujan dengan intensitas cukup tinggi di wilayah Mojokerto dan
Jombang mulai selasa (30/04) hingga Rabu (01/05) dini hari, menyebabkan
penampang Sungai/Avoor Watudakon tidak mampu menampung debit air sehingga
meluap ke jalan, pemukiman warga dan areal persawahan dengan ketinggian antara
5 hingga 20 centimeter.
Banjir juga
dipicu, karena Sungai/Avoor Watudakon sudah mengalami pendangkalan dan belum
dilakukan normalisasi. Bahkan di sepanjang sungai khususnya yang melintasi Desa
Tempuran, di di kanan kirinya belum ada tanggul penahan.
Tidak ada
korban jiwa dalam kejadian tersebut namun tiga unit rumah warga di Dusun
Tempuran dan Dusun Bekucuk tergenang air di bagian teras setinggi 5-8
centimeter. Ketiga unit rumah tersebut, yaitu milik Giman (70), RT 03 RW 02
Dusun Tempuran, Suwarno (50) RT 03 RW 03 Dusun Bekucuk dan Suparman (65) RT 03
RW 03 Dusun Bekucuk.
Sementara
untuk fasilitas umum yang terdampak yakni SDN Tempuran, halaman sekolah
terendam air setinggi 10 hingga 12 centimeter.
Kemudian Jalan Dusun Bekucuk di RT 04 RW 03 sepanjang 100 meter terendam
air setinggi 20 hingga 25 centimeter dan Jalan Dusun Bekucuk di RT 08 RW 03
sepanjang 75 meter terendam air setinggi 15 hingga 20 centimeter.
Selain itu,
banjir juga mengakibatkan areal persawahan yang ditanami padi siap panen seluas
14 hektar dan lahan tebu siap panen/tebang seluas 11 hektar terendam air
setinggi 50 hingga 70 centimeter. Namun kondisi itu tidak lama, karena sekitar
pukul 17.00 WIB, ketinggian air berangsur-angsur surut.
Saat di
lokasi, Danramil 0815/03 Sooko Kapten Inf Hari Subiyanto mengatakan, banjir di
Dusun Bekucuk dan Dusun Tempuran Desa Tempuran akibat luapan Sungai Avoor
Watudakon, terjadi siang hari sekitar pukul 13.00 WIB.
Masih kata
Danramil, kedua dusun di Desa Tempuran ini merupakan langganan banjir kiriman
akibat luapan Sungai/Avoor Watudakon, namun skalanya kecil dan tidak
berlangsung lama, hanya beberapa jam setelah itu surut.
Danramil juga
memerintahkan Babinsa berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas, Kades dan Perangkat
Desa untuk bersama-sama melaksanakan pemantauan sekaligus membantu warga yang
membutuhkan pertolongan serta menghimbau warga yang tinggal di dekat sungai
agar selalu waspada dan melarang anak-anak bermain di tepi sungai.
Pantauan di
lapangan, sesuai pengecekan Babinsa bersama Perangkat Desa, pukul 21.00 WIB
kondisi banjir sudah mulai surut serta situasi aman dan kondusif.
0 komentar:
Posting Komentar