MOJOKERTO. Kasdim
0815 Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, S.Sos hadir dan menjadi salah satu pemateri
Seminar dan Pembinaan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Mojokerto yang
berlangsung di di Aula Stikes - Poltekkes Majapahit Jalan Raya Jabon Desa
Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Kamis (09/11/2017).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh
Bakesbangpol Kabupaten Mojokerto mengusung tema “Kepahlawanan Pemuda Di Era
Digital” dibuka Wakil Bupati Mojokerto H. Pungkasiadi, SH. Dalam
sambutannya, Wabup menyampaikan, momentum Hari Pahlawan sangat tepat untuk
menggelorakan semangat para generasi muda di Indonesia umumnya dan Mojokerto
khususnya untuk menghargai setiap jasa-jasa para pendahulu bangsa dan para
pahlawan. Diharapkan para generasi muda bangsa jangan melupakan
sejarah bangsa, para pahlawan yang bersatu padu berjuang untuk memerdekaan
bangsa tanpa mengenal perbedaan dari daerah, agama, suku dan ras, ucapnya.
Seminar dan Pembinaan FPK tersebut,
diikuti sekitar 160 orang, antara lain Kelompok Mahasiswa dari Unim, Stikes
Majapahit, Stikes PPNI dan STIE Al–Anwar, dan Ormas Kepemudaan seperti GM
FKPPI, GP Ansor, IPNU/IPPNU, KNPI, Karang Taruna, Pemuda Madura, Perwakilan
Siswa-Siswi dari SMAN Sooko, SMAN Puri dan MAN Sooko serta Komunitas Save
Trowulan.
Kasdim 0815 Mojokerto Mayor Inf
Nuryakin, S. Sos dalam materi bertajuk “Peran Pemuda Dalam Menegakkan Keutuhan
NKRI”, memaparkan tentang sejarah bangsa dari era nusantara, era perjuangan
merebut kemerdekaan, lahirnya embrio persatuan nasional di masa Budi Utomo 1908
yang dikenal dengan kebangkitan bangsa, kristalisasi persatuan bangsa dengan
lahirnya Sumpah Pemuda 1928, Lahirnya NKRI melalui Proklamasi 17 Agustus 1945,
Perang menjaga Kedaulatan NKRI 1945-1949 dan era setelah kemerdekaan yang
sempat terjadi pergolakan dalam negeri berupa pemberontakan yang terjadi
beberapa kali mulai 1948, 1950 – 1959 dan 1965.
Dijelaskan pula tentang posisi
geografis Indonesia dengan kekayaan alam yang melimpah selain sebagai
keuntungan juga merupakan potensi ancaman dan banyak pihak (asing) ingin
menguasai kekayaan alam Indonesia terlebih dengan adanya krisis pangan dan
energy. Kepentingan asing dilancarkan melalui perang proxy
atau proxy war yaitu perang dalam berbagai aspek berbangsa dan bernegara, baik
aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan.
Di era modernisasi saat ini yang lebih
dikenal dengan era digital selain banyak sisi positif, namun banyak juga dampak
negatifnya. Melalui sosial media, sangat mudah menyebarkan
pemahaman-pemahaman yang tujuannya untuk melunturkan nasionalisme dan
menghancurkan moral generasi muda. Itu bagian dari perang proxy,
tandasnya.
Untuk itu, Kasdim mengajak generasi
muda untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi persaingan global,
mempelajari dan tidak melupakan sejarah bangsa dengan
tetap berpedoman pada Empat Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara
yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Kita semua, khususnya generasi muda
harus senantiasa bangga dan melestarikan kebudayaan bangsa seperti kesenian
daerah agar tidak dicuri dan diakui oleh bangsa lain. Generasi Muda harus
bersatu padu untuk mengisi pembangunan, jangan mudah terprovokasi oleh
pihak-pihak yang bertujuan memecah belah persatuan dan kesatuan
bangsa.
Di akhir materinya, Kasdim juga
mengajak para generasi muda dan komponen bangsa untuk bersama-sama menjaga,
merawat, memelihara dan mempertahankan keutuhan NKRI, jangan sampai NKRI
seperti Yugoslavia dan Uni Soviet yang sekarang tinggal nama saja karena
terpecah belah menjadi beberapa negara.
Tampak hadir dalam acara tersebut Ka
Bakesbangpol Kabupaten Mojokerto Edy Taufik, S.STP beserta staf, Ketua MUI
Kabupaten Mojokerto, Ketua FPK Kabupaten Mojokerto serta Dosen Unim Yanuarini,
S.Kom., M.M dan Dosen Unair Joko Susanto, S.IP, M.Sc selaku pemateri. (Pendim-0815)
0 komentar:
Posting Komentar