Mojokerto,
- Peran Masyarakat Dalam Menjaga Keutuhan NKRI, menjadi topik utama Kepala Staf
Kodim 0815 Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, S.Sos, saat memberikan materi wawasan
kebangsaan kepada Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Budayawan
Kabupaten Mojokerto.
Kepala Staf
Kodim 0815 Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, S.Sos, menjadi salah satu pemateri
pada Seminar Pembinaan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Mojokerto
yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten
Mojokerto dengan tema “Aktualisasi Ideologi Pancasila”, di Gedung
STIKes-Poltekkes Mojopahit Jalan Raya Jabon, KM 2 Kecamatan Mojoanyar,
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (23/10/2018).
Proklamasi
Kemerdekan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 sebagai pendobrak semangat
kebangsaan dengan tekad mempertahankan kemerdekaan sampai titik darah
penghabisan. Kemudian setelah Indonesia
merdeka, apa yang harus diperbuat dalam menjaga kedaulatan dan integritas
bangsa, demikian Kasdim 0815 dalam mengawali materinya.
Dihadapan 175
orang peserta seminar, Kasdim memaparkan, eksistensi Negara Indonesia tidak
bisa lepas dari interaksi dengan bangsa-bangsa lain dalam hubungan
internasional yang masing-masing memiliki beragam kepentingan demi
keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk Indonesia.
“Posisi
geografis Indonesia yang sangat menguntungkan dan sumber kekayaan alam yang
potensial, selain sebagai rahmat juga
berpotensi mengundang sejumlah kerawanan dan ancaman. Dengan kondisi tersebut
telah memposisikan Indonesia menjadi ladang perebutan pengaruh negara-negara
besar dengan segala cara, salah satunya melalui perang proxy (proxy war) dengan
memanfaatkan segala aspek berbangsa dan bernegara yang meliputi ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan. Proxy war sudah
menjadi ancaman nyata bagi NKRI,” paparnya.
Masih papar
Kasdim, agar NKRI tetap utuh, Bangsa Indonesia harus memiliki daya tahan dan
daya tangkal untuk menghadapi berbagai persoalan, ancaman, gangguan, hambatan
dan tantangan. Daya tahan dan daya tangkal atau imunitas bangsa (immunity of
the nation) ini, diwujudkan melalui pemahaman dan penerapan nilai-nilai luhur
bangsa oleh seluruh Warga Negara Indonesia.
“Memahami dan
menerapkan nilai-nilai luhur bangsa yang dimplementasikan melalui menghormati
perbedaan, semangat untuk bersatu, rela berkorban dan pantang menyerah serta
adanya jiwa nasionalisme dan harga diri. Ini sebagai salah satu bentuk konkret
dari bela negara,” jelasnya.
Bahwa bela
negara merupakan hak dan kewajiban seluruh Warga Negara Indonesia dan seluruh
komponen masyarakat. “Ini amanat
konstitusi, sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3) dan Pasal 31
Ayat (1) serta UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, sehingga
seluruh warga negara wajib sifatnya untuk menjaga keutuhan NKRI dari setiap
rong-rongan disintegrasi bangsa” tandas Kasdim.
Sebelum
mengakhiri materinya, Kasdim menegaskan agar senantiasa berpedoman pada “Empat
Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI”
serta mengajak peserta seminar bersama-sama dengan komponen masyarakat lainnya
untuk meneguhkan kembali peransertanya dalam menjaga dan mempertahankan NKRI.
Tampak hadir
dalam kegiatan, antara lain Kepala Bakesbangpol Kabupaten Mojokerto, Eddy
Taufiq, S.STP, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Mojokerto H. M. Agus
Anas ES, SH., MM., Kabagren Polres
Mojokerto Kompol A. Sugianto, SH., selaku pemateri, Dosen IAIN Sunan Ampel
Nasrullah selaku pemateri, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Mojokerto, Ketua MUI
Kabupaten Mojokerto KH. Mashul Ismail, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK)
Kabupaten Mojokerto, Drs. H. Machfudz Said, M.Pd dan Anggota FPK Kabupaten
Mojokerto selaku peserta seminar yakni Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, FKPPI, GP
Ansor, BEM UNIM, BEM STIKES PPNI, BEM STIKES Majapahit dan Karang Taruna.
0 komentar:
Posting Komentar