Mojokerto,
- Perwira Penghubung Kodim 0815 Mojokerto Mayor Arm Imam Duhri, menjadi salah
satu pemateri pada kegiatan Pertemuan Kerja/Dialog Tokoh Agama & Umaro
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mojokerto Tahun 2018, di Aula Kampus
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Majapahit, Jalan Raya Jabon KM 2, Desa Gayaman
Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (05/11/2018).
Kegiatan
bertemakan “Upaya Menyamakan Persepsi Harmonisasi Sosial Dalam Keberagaman
Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”, dengan penanggung
jawab Ketua MUI Kabupaten Mojokerto KH. Mashul Ismail dan Sekretaris Umum MUI
Kab. Mojokerto Drs. KH. Cholil Arphaphy, MM, serta diikuti sekitar 175 orang,
dihadiri antara lain, Perwakilan Pengurus MUI Kecamatan, FKUB, Pengurus PCNU
dan MWCNU, Pengurus PD Muhammadiyah, Pimpinan Ponpes, Tokoh Agama, OPD,
Forpimka Mojoanyar, Budayawan dan undangan.
Dalam materi
bertajuk Menumbuhkan Integritas Bangsa Dalam Multikultural “Kebhinnekaan
Nasional”, Pabungdim 0815 Mojokerto Mayor Arm Imam Duhri, memaparkan
Ke-Bhinneka-an Nasional yang terdiri dari profesi, suku bangsa, ras, agama,
budaya, dan lain-lain, di samping sebagai sumber kekayaan nasional juga
merupakan potensi ancaman.
Dijelaskan
Pabung, persatuan dan kesatuan dalam keberagaman harus dipahami oleh setiap
warga masyarakat agar dapat mewujudkan kehidupan yang serasi, selaras dan
seimbang. Selain itu, guna mewujudkan
pergaulan antar sesama yang lebih akrab, agar perbedaan yang ada tidak menjadi
sumber masalah sehingga proses pembangunan di daerah berjalan lancar dan
berkesinambungan.
Namun, lanjut
Pabung, seiring berjalannya waktu terlebih di tengah modernisasi zaman dan era
globalisasi seperti saat ini, nilai-nilai kebhinnekaan mulai luntur bahkan
terancam dikarenakan lemahnya penegakkan hukum, banyaknya kasus bernuansa SARA
(Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan), minimnya pendidikan kewarganegaraan
serta munculnya gejala-gejala intoleransi yang mengoyak keberagaman seperti
geng pelajar, tawuran antar sekolah, tawuran antar kampung, dan lain-lain.
“Kondisi ini
tidak bisa dibiarkan berlarut namun harus dicarikan solusi untuk mengatasinya,
diantaranya melalui literasi media tentang bagaimana menggunakan media sosial
secara benar dan mampu memfilter berita hoax, pentingnya mengembalikan
pendidikan moral baik secara formal maupun informal, mendorong mahasiswa
sebagai agen perubahan (agent of change) yang harus ikut memikirkan dan mencari
solusi guna mengatasi situasi kondisi nasional saat ini. Selain itu, tidak
kalah pentingnya, kita jalin kerukunan agar tercipta persatuan dan kesatuan
dalam memantapkan perdamaian abadi guna mewujudkan keadilan sosial,” tandasnya.
Pabung juga
mengingatkan tentang pentingnya pemahaman dan implementasi Empat Pilar
Kebangsaan atau Empat Konsensus Berbangsa dan Bernegara, yakni Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI
sebagi bentuk negara sekaligus rumah bersama bagi penduduk indonesia yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Pulau Rote, serta Bhinneka
Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Sementara
Ketua MUI Kabupaten Mojokerto, KH. Mashul Ismail, dalam pengantarnya,
menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh elemen masyarakat
yang telah bersinergi dengan MUI, FKUB, FPK dan Bakesbang Kabupaten Mojokerto
sehingga dapat mendukung terlaksananya kegiatan Dialog Ulama, Tokoh Agama dan
Umaro Se-Kabupaten Mojokerto dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI melalui
profesi masing-masing demi menunjang stabilitas Nasional NKRI.
Selain Pabung,
pemateri lain yang dihadirkan dalam kegiatan yang dibuka secara resmi oleh
Wakil Bupati Mojokerto H. Pungkasiadi, SH, yakni dari MUI Propinsi Jatim, Ainul
Yaqin, dan Polres Mojokerto Kasat Binmas
AKP Drs. Bambang Sujatmiko. *Pendim-0815*
0 komentar:
Posting Komentar